Berawal dari status si mbak ini, yang ditag ke wall pesbuk saya, eh jadi kepikiran beneran. Kebetulan beberapa hari yang lalu saya membaca dan ngobrol dengan seorang kawan soal pars pro toto ini. Kawan saya bilang : " Jelas saya tahu pasti bahwa tidak bisa menjudge keseluruhan kaum pembawa kromosom Y seperti itu hanya karena ‘dosa’ segelintir umatnya. Walau jujur saya mengakui memang kecenderungannya ada [nah jadi memihak nih]
Saya rasa ‘peka’nya saya tidak sama seperti ‘peka’ nya orang lain. Sama seperti alasan saya memilih Glasses untuk judul blog ini. Kecuali kamu gifted from heaven atau seorang mind reader, saya rasa untuk menjadi peka tentu saja perlu ‘perjuangan’. Contoh kasus, coba ingat-ingat saat kamu tertarik dengan seseorang. Apapun yang berhubungan dengan si dia tiba-tiba menjadi berita nomer satu, yang lain pending! Even buat hal-hal yang remeh seperti :
Oh dia lebih suka Melly Goeslaw daripada Dewa19
(padahal menurutmu Melly itu sucks)
Oh ternyata dia cinta mati sama MU
(dan kamu ga urusan sama segerombolan orang yang mengejar bola itu)
Tapi itu jadi barang berharga buatmu. Tiba-tiba saja kamu bisa jadi wikipedianya orang itu, apapun tentang dia kamu bisa jawab. Tiba-tiba aja kamu jadi orang yang nyambung sama dia, ngomongin apa juga bisa kamu samber [api kali nyamber]. Dia kaget karena pas ultah tiba-tiba kamu kasih kado jaket karena kamu memperhatikan jaketnya sudah bolong. Belom lagi bahwa ternyata kamu tahu ultahnya kapan Setuju kan bahwa orang-orang yang sedang mabok karena cinta bisa tiba-tiba jadi detektif sekaliber Sherlock? Ini berlaku buat cewek-cowok lho. Apa coba yang bikin kamu bisa ‘peka’ sama kebutuhan si dia? You CARE. Yap itu jawabannya.
Saya jadi inget. Waktu jaman kuliah (dan punya pacar haha!), si dia jarang ngasih saya surprise. Alasannya? Mungkin karena kita sama-sama mahasiswa miskin yang uangnya lari ke potokopian stensilan mulu (lebay!) dan yah... dia tidak peka kali yaa, begitu anggapan saya (dan anggapan kalian semua kan wahai ladies?)
Tapi kita punya komunikasi yang sangat baik dan saya belajar bahwa kebersamaan kita lebih berharga daripada benda-benda surprise. But hey, a girl can have a dream kan? Kadang-kadang saya juga berharap si dia bisa semurah hati seperti pacar-pacar yang ‘normal’ hahaha.
Suatu kali saya lagi tepar karena PMS. Biasanya saya rajin nyetok Kiranti di kos buat kasus darurat militer kaya begini, atau buat dibagi-bagi ke anak-anak kos yang perlu. Entah kenapa saat itu saya lupa beli. Si dia datang karena mau ngerjain skripsi bareng di kos. Saya bilang :
Gw ga ikutan deh, PMS neh, lu pake aja komputernya, gw mau tidur.
Tahu apa yang dia lakukan? Dia pamit.
Oh, gw pergi bentar yak.
Baguus, udah mau numpang ngetik, udah tahu pacarnya sakit malah ga ditemenin (manjanya kumat :P) . Tapi saat itu saya ga punya energi buat protes, pokoknya mau hujan apa badai kek, saya cuma mau tidur!
Beberapa saat kemudian, dia datang trus ngebangunin saya sambil ngasih bungkusan. Sebotol Kiranti! Astaga. Speechless. Terharu. Dan merasa bersalah udah negative thinking duluan. Kenapa? Let me tell you why :
- Baca kembali paragraf keempat di atas hehehe.
- Ternyata dia bukan pulang tapi pergi ke warung beli itu. Saya pikir dia males berada di tempat saya mentang-mentang lagi sakit.
- Jelas-jelas yang namanya Kiranti itu buat cewek yang datang bulan. Belinya cuma satu pula. Padahal kan bisa dikamuflase dengan beli yang lain-lain. Saya yakin dia sebenernya malu beli itu, cowok kalo belanja trus lewat rak pembalut wanita aja sering risih :P
- Ternyata dia ingat tiap bulan saya beli itu.
Emang sudah naturenya laki-laki untuk berpikir begini :
Ketika ada masalah (yaitu saya sakit karena PMS)
Otaknya langsung screening untuk cari solusi (yaitu minum Kiranti)
Saya terharu, karena dia berani mengesampingkan rasa malunya demi beli itu. Saya rasa itulah yang bikin hal kecil begini berkesan banget buat saya. Itu bukan hari Valentine, Kiranti pun cuman seharga Rp. 3.750 (waktu itu) tapi saya bahagia luar biasa. Itu surprise yang paling berkesan. Tiba-tiba rasanya tidak sakit lagi, tiba-tiba saya pengen peluk dia dan bilang makasih. Karena saya dapat pelajaran berharga yang tidak terlupakan, lebih berharga daripada kado-kado itu.
Saya tidak bilang saya ga senang kalo dikasih surprise bunga atau coklat, tapi kalau ujung-ujungnya bikin si dia sengsara (karena harus puasa demi beliin saya barang begituan) malah saya jadi tidak enak hati. Katanya Bunda Teresa kan, kita tidak bisa melakukan hal-hal yang besar, hanya hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Saya pernah ditunjukkan hal itu, dan rasanya luar biasa. Saya ingin bisa lebih peka seperti itu dan membaginya ke orang lain.
In this life we cannot do great things. We can only do small things with great love. – Mother Teresa.
Dan iya, saya percaya kalau cowok pun bisa peka.
So, “Memangnya sejak kapan cowok bisa peka?”
Sejak kita berhenti berharap dia untuk peka
5 komentar:
Memangnya sejak kapan cowo bisa jadi peka?? I know this sentence :))
Seorang cewe akan slalu minta dimanja dan diperhatiin (sekali2 apalagi di event2 spesial) dan lelaki adalah makhluk paling ngga mau repot sama sekali (ayooo ngaku!!)
Jadi intinya bukan kapan lelaki bs peka atw cewe yg terlalu lebay tp komunikasi!! :D
Itu kan pernyataan elu yang dicopas si Fer2 :))
Dan gw senang karena elu dapet point yang mau gw ungkapkan disini. hehehe
Pria itu peka dengan hal-hal yang nyata :D Kalau mereka diminta untuk tahu isi hati, tidak semua bisa. Mereka adalah makhluk yang membiarkan visual bermain di pikiran mereka. Makanya waktu Sherry sakit, dia sadar kalau yang Sherry perlukan Kiranti hehehe...
Dan lelaki itu memang perlu informasi, karena mereka bukan tukang tebak yang ahli untuk isi hati. Jadi kalau marah, bilang marah. Kalau sedih, kita harus bilang sedih. Termasuk pengen dimanja. Karena memang itu yang mereka harapkan dari seorang wanita, mengungkapkan langsung apa yang kita perlukan dari dirinya. Jadi dengan diam sebenarnya laki2 itu juga kesal, karena dia tidak mampu berbuat apa2 dan serasa tidak dilibatkan dalam apa-apa.
Itu kira2 komentarku Sher setelah hidup bersama laki-laki selama hampir 6 thn hehehe... Dan itu juga kata laki2 loh, bukan kataku :)) Hubby suka ceramah kalau aku cuman diem2an aja tapi tiba2 bete. Ternyata ya gitu, berharap mereka berbuat sesuatu tanpa mengungkapkan isi hati bagi laki-laki itu adalah sesuatu yang rada mustahil deh hahaha...
Maaf ya komentarnya kepanjangan hihihi
knock knock...
tersangkanya tibaaaa...
haha..
iya.. oke2 saya mengaku bahwa rupanya saya sendiri yang tidak peka dan hanya bisa secara retoris menanyakan hal itu...
well..
dengan adanya pemikiran sher2 ini, juga dengan tindakan nyata yang gw rasakan sendiri pada akhirnya (ok, thanks to you gals),
gw sadar, peka yang kita harapkan mungkin berbeda dengan peka yang kita dapatkan.
why? komunikasi.
absolutely agree with what sista Femikhirana said in the previous comment...
coz no man can read mind...
so, speak up!
then you might have more than you hope for! :D
Ah maapkan empunya lapak nih, baru liat komen :P
Ci Femi :
Welcome! hehe thanks ya udh mampir kesini.
Iya sependapat dengan komentarmu, saya belajar dari pacar saya saat itu, untuk bertanggung jawab sama pilihan sendiri. Saat kesal, daripada bilang "Tidak ada apa-apa" tapi manyun sepanjang hari karena pasangan diam saja (karena berpikir tidak ada apa-apa) lebih baik bilang terus terang "Hello? saya lagi kesel sama kamu"
Tapi... nah ada tapinya ini, ternyata tidak semuanya bisa dipukul rata dengan perlakuan begitu. Kadang-kadang ada yang malah lari kalau dikasih tau blak-blak an begitu. Belum lagi masalah gengsi dan kawan-kawannya. Jadi dari awal mula memang komunikasi yang baik lah kuncinya. Supaya yang namanya masalah bukan jadi hambatan tapi jadi cara supaya bisa lebih dekat. Pernah merasakan kan, kalau kita bisa menyelesaikan perkara dengan baik, rasanya lebih 'dekat' dengan dia?
Makasih ya sudah berbagi disini, komentar sepanjang apapun diterima koq :P
Fer2 :
Entry ini dibikin memang terinspirasi dari statusmu, tapi sungguh bukan untuk menyunggingmu lohh hehehe.
Dan pada akhirnya kamu mendapatkan yang kamu pikir ga bakal kamu dapat kan? Semoga awet sampai hari H ya, eh ralat awet sampe seterusnya :)
Posting Komentar