I'm On My Way

Just a girl in a car on a lonely highway
I’ve been up and down this winding road
It’s getting dark, the stores are closed
The map is wrinkled, my coffee’s turned to grey

Hampir lima bulan sudah saya berada di tempat ini.

Keadaan saya lebih baik dari kemarin.

Tetapi bukan berarti cobaan saya sudah usai.

Justru semakin banyak yang saya hadapi setiap hari.

But I’m on my way, I’m on my way
There seems to be no end in sight
But I know I’ll be alright
‘Cos I’m on my way, I’m on my way
Sweet embrace, I’m on my way

Tetapi sungguh saya tidak mengeluh. Bersyukur, walaupun tidak saya ucapkan secara layak, memang saya lakukan tiap hari. Hampir semua keinginan yang pernah saya ucapkan terkabul. Kadang saya sampai ngeri sendiri. Bagaimana mungkin?

So many beat-up cars on this dirt road
I see them sputter and start to choke
How many miles must I go till I rest in your grace
I feel like giving up and letting go
Let the world invade my mind, my soul
Will this road make me, a sinner or a saint?

Kalau bukan karena komentar seorang sahabat, mungkin juga saya tidak sadar. Bahwa apa yang pernah saya ucapkan sambil lalu, sekarang sedang saya alami. Ambil contoh, saat saya sedang putus asa soal pekerjaan sebelum ini. Saya memang pernah berucap padanya : kapan ya gw dapet kerjaan kantoran gitu, yang ngga nyambung sama kuliah gw jg ngga papalah. Sekarang saya dapat posisi di lahan ekonomi yang jauh sekali sama saudaranya di lahan tehnik. 

But I’m on my way, I’m on my way
There seems to be no end in sight
But I know I’ll be alright
‘Cos I’m on my way, I’m on my way
Don’t give up on me, I’m on my way

Pernah juga berangan-angan untuk kerja di kota kecil, di mana pun lah, asal tidak di kota besar semacam Jakarta. Bukannya saya tidak kangen dengan keluarga. Saya merasa dan mengalami sendiri, comfort zone memang menggiurkan tetapi sungguh tidak membuat saya grown up. Saya kangen menjadi anak kos, dengan segala problematikanya. Kangen dengan kesendirian yang menenangkan (walau kadang-kadang juga menyiksa), kangen dengan kebebasan mengambil keputusan, bahkan hanya untuk hal sepele seperti memilih mau bangun pagi atau tidur lagi. Coba tebak sekarang saya di mana? Di salah satu kota kecil di antara Yogya dan Magelang, yang namanya baru sekali ini saya dengar :)

I can picture your smiling face
Your arms stretched to hold me
Waiting there by the gate
If I ever get lost
I know that you’ll find me
There’s a cross on a hill saying
“Do not be afraid.”

Sebelum berangkat ke tempat ini, saya bahkan berharap punya sosok seorang Daddy yang bisa berfungsi secara normal. Butuh waktu lama buat saya menyadarinya. Orang yang banyak menolong saya, yang siang menjadi panutan, dan malam menjadi teman bercerita sudah sedikit banyak mengisi harapan kosong saya. Cukuplah beliau menggantikan sosok itu lewat banyaknya wejangan, kisah dan sharing yang sering dilakukan sembari menunggu dinner, bertanding rubik atau main parampaa *iya itu kerjaan saya yang meracuninya ;)

Dan yang saya panggil "beliau" itu tidak cuma satu orang. Bapak-bapak yang dengan semena-mena saya labeli "Babe" itu ada 5 orang. Jadi saya punya pengganti Daddy yang banyak sekali bukan?

I’m on my way
If I keep you in my sight
I know I’ll be alright

Ada banyak hal yang terjadi, tidak semuanya hal yang menyenangkan. Tetapi sedikit demi sedikit, saya berusaha memaknai semuanya. Supaya waktu ini tidak lewat begitu saja, supaya saya ingat apa yang saya alami hari ini, supaya menjadi penguat saat saya kepengin menyerah karena keadaan. "Terima kasih" pun rasanya tidak cukup untuk merangkum semua yang saya rasakan. Perjalanan ini belum ada setengah jalan, dan saya akan terus berjalan, karena saya sudah berada di jalan yang saya inginkan.

Special thanks to Corrinne May with the song titled "On My Way"

Gambar diembat dari sini