
Saya mau klarifikasi.
Salah seorang teman pembaca blog ini mendakwa saya, katanya blog saya isinya patah hati melulu.
Heran.
Coba scroll ke bawah atuh, kan ga semua isinya tentang broken hearted story. Well i have to apologize first, maafkan saya teman tersayang, stok cerita romance saya emang dikit. Mungkin kamu menginginkan porsi romance yang banyak, sungguh bukan saya ga mau nulis, tapi saya lebih prefer menuliskan apa yang saya alami dan rasakan, which is now, bukannya past [walaupun saya masih juga kadang-kadang menoleh untuk melihat masa lalu]
For now, yang saya rasakan...
I did interested in someone, but he didn’t reply me.
There. I said it.
Saya bilang interested karena memang baru sebatas itu saja. Tapi sebenernya cukup bikin saya freak out. Why? Karena saya jadi bertingkah semacam orang hormonal saja kalo ‘menghadapi’ dia. Jangan punya pikiran macam2 dulu. I mean, apa-apa yang menyangkut orang itu jadinya dimasukin dalam hati, such a drama queen isn’t it? Saya jadi ga bisa biasa aja kalo nanggapin komentarnya [well, i try to be normal but still it cause some sort of pain in my heart]
Saya jadi inget postingan Fer2 di sini. Dia bilang : "Kalau gue udah pernah ngerasain sakitnya pedang, apakah loe pikir gue akan sakit kalo ditusuk pisau?" Kalau kita pernah mengalami yang buruk harusnya udah ga takut itu lagi, tapi saya masih merasakan ketakutan yang sama tuh. Bukan takut dengan relationshipnya, tapi fear of rejectionnya. Nampaknya sih saya belum lulus kelas itu. Dan yang even worst adalah perasaan saya cuma sepihak. Dia sebenarnya bersikap normal, sayanya yang lagi ga ‘normal’. Makanya ini jadi hubungan yang ga fair. Friendship? Ah bullshit kalo kaya gini keadaannya.
“If a man wants you, nothing can keep him away. If he doesn't, nothing can make him stay." - Oprah
Saya pikir itu quote itu bukan hanya buat cowo ah, girls can do it either. He makes it clear that he only looks me as a friend. Saya ga bisa mengubah itu [well i have try], but i always can chance myself. Dan saya ga mau waste time buat orang yang ga tertarik sama saya.
Tapi yang namanya HOPE itu daya hidupnya tinggi sekali. Entah berapa kali dibasmi, berapa kali saya bilang udah ah time’s out, dia tetap tumbuh gila-gilaan. Mengkhianati pikiran logis saya. Membuat saya semakin susah untuk pergi. Membuat saya pikir-pikir, apa iya ya sudah sekalian saja saya nyemplung ke dasar jurang penderitaan lagi? [nah drama queennya keluar lagi -_-!] Just kidding, i’m not that desperado.
Saya pernah baca komik jaman jadul dia bilang gadis yang lagi jatuh cinta punya senjata yang dahsyat. Itu adalah : kalo udah cinta apapun indah! Intinya kalo udah punya perasaan itu mau penjahat kek, mau bokis kek, mau preman kek, tetap aja keliatan bagus. That’s why as long as i still sane, i better run away before i fall head over heels with a person that does not interested in me.
Sekarang yang saya pinta biasanya begini :
Dear God, saya ga minta pengganti. Yang saya minta supaya Kamu membuat dia terlihat lebih ‘manusiawi’ di mata saya jadi saya bisa melihat orang lain as good as they are compared to him.
Walaupun ga berbalas, seperti yang sering saya bahas sama ibu satu ini, saya berterima kasih karena masih dikasih kesempatan merasakan ‘deg-deg-byar’ begini.
Ternyata hati saya ga mati. Ternyata saya ga numb.
Sementara ini, saya mencukupkan diri dengan bersyukur. Itu saja.
Thank you Universe.
[daaaaaannn.... tetap aja gagal menulis cerita romance kan?]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar